Teknik
vertikultur merupakan cara menanam tanaman dengan cara di tempatkan di media
atau wadah yang disusun secara vertikal, teknik ini digunakan untuk menanam
atau membudidayakan tanaman dengan kondisi lahan yang sempit atau lebih
tepatnya cara tanam dengan memanfaatkan lahan atau ruang tanam yang sedikit
untuk menghasilkan panen yang maksimal.
Teknik vertikultur ini telah banyak dimanfaatkan di daerah perkotaan atau di pedesaan yang mempunyai lahan yang sempit. Teknik vertikultur dapat diterapkan pada budidaya jahe, namun vertikultur di sini tidak menyusun tanaman jahe secara vertikal, mengingat tanaman jahe ini berat nantinya sehingga tidak efisien jika disusun vertikal karena harus mempunyai penopang yang kuat, sehingga teknik vertikultur pada jahe sering di artikan sebagai cara tanam yang di susun berjejeran atau bersisian dengan wadah tertentu. Menanam jahe merah dengan media karung atau polybag tidak ribet dan tidak memakan tempat besar namun hasilnya bisa tinggi. Misalnya jika menggunakan tanah di kebun, hasil yang didapat untuk sekali panen hanya 1-5 kg, sementara di dalam karung bisa lebih dari 20 kg.
Keuntungan lainnya,
waktu tanam menggunakan media karung atau polybag lebih singkat, hanya 8-10
bulan. Sementara di dalam lahan kebun harus lebih dari satu tahun. Selain itu,
lahan di kebun kurang bagus jika terus-terusan ditanam jahe, kualitas tanah
akan berkurang, panas, dan unsur haranya habis.
Keuntungan menggunakan
karung atau polybag simpel. Dia memberikan estimasi pengeluaran dan hasilnya,
misalnya untuk satu karung diisi cukup dengan satu tunas dengan harga bibit
kisaran Rp.400 hingga Rp.1.000 Dalam waktu 8 hingga 10 bulan atau paling lama 1
tahunan, bisa menghasilkan minimal 20 kg. “Keuntungannya bisa dihitung sendiri,
harga per kilogram jahe yang cukup tinggi dikalikan dengan jumlah karung yang
tersedia.
Faktor yang
Memungkinkan Budidaya Jahe Merah Menguntungkan
Mari kita
urai beberapa yang mungkin akan menjadi faktor menguntungkan atau mendukung
keberhasilan budidaya jahe merah
1. Permintaan
terhadap Jahe Merah masih cukup tinggi, baik untuk kebutuhan dalam negeri
maupun luar negeri.
2. Tanaman Jahe
bisa tumbuh pada ketinggian 0 – 2.000 m.dpl. sehingga cakupan tempat budidaya
relatif luas.
3. Teknis
budidaya relatif mudah, dengan menggunakan media tanam di dalam polybag ataupun
karung bisa dilakukan
4. Harga jual
jahe merah menurut perkembangan pasar saat ini nilai ekonomi olahan lebih
tinggi dibanding harga jahe mentah.
5. Belum begitu
banyak yang melakukan budidaya jahe.
6. Biaya yang
harus dikeluarkan relatif rendah. Kita hanya perlu menyediakan polybag atau
karung, tanah, pupuk, dan bibit serta biaya pemeliharaan yang tidak begitu
besar, apalagi bila dilakukan oleh kita sendiri.
Persiapan media tanam
Lahan bedengan bersihkan dari gulma dan ratakan, bagian dasar ditabur
abu/sekam/gergajian setebal 5-10 cm. di atasnya beri lampisan tanah dan pasir
halus/ladu tebal sekitar 5 cm lalu bibit taruh berjajar merata di atasnya.
Kemudian ditutup dengan ladu. Pasang bambu di plengkung tinggi 40 cm kemudian
tutup plastik. Penyemaian ini berguna buat berkecambah/tumbuh jadi serempak. Di
persemaian kurang lebih sampai berumur 3 – 5 minggu siap tanam. Media tanam seperti karung juga mempunyai kelemahan
seperti mudah rusak atau bolong, namun dengan penanganan yang tepat hal
tersebut dapat dihindari, selain menggunakan karung ada juga yang menggunakan
polybag, namun permasalahan yang ditemukan adalah polybag kurang tinggi dan
adalagi dengan media keranjang dan pot, namun biayanya tentu lebih mahal.
Setelah menentukan media apa yang akan kita
pakai selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan tanah untuk isian
media tadi atau tempat tanamnya jahe nanti, isian yang digunakan adalah tanah,
pasir, dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2.
Tanah yang baik adalah tanah yang gembur dan subur. Gembur
artinya remah dan komposisi liat, pasir, dan debunya seimbang. Subur berarti
banyak kandungan unsur haranya. Jika tanah tersebut tidak tidak tersedia maka
diperlukan perlakuan lain agar tanah dapat digunakan, seperti penambahan pasir
dan pupuk.
Pasir diperlukan jika tanah yang digunakan mengandung fraksi liat
yang cukup tinggi. Pasir yang digunakan adalah pasir ladu atau pasir yang
bercampur dengan lumpur. Selain murah, pasir ini juga masih mengandung
bahan-bahan mineral endapan.
Pupuk organik bisa menggunakan pupuk kandang, pupuk kompos atau bokashi.
Meskipun menggunakan pupuk kandang, akan lebih bagus jika pupuk kandang yang
telah dihancurkan dan difermentasi sehingga lebih cepat diserap oleh akar
tanaman. Seluruh media tersebut dicampur merata sambil dibersihkan dari
benda-benda yang mengganggu, misalnya plastik, batu atau benda lainnya.
Kemudian media pengisi dimasukkan ke dalam karung atau media yang telah
disiapkan. Pengisian karung atau polybag cukup ¼ bagian saja, karena selama
pertumbuhan tanaman nanti, akan dilakukan penambahan pupuk organik.
Persiapan bibit.
Perlakuan bibit.
Rimpang jahe simpanan di ambil setelah itu patahkan/potong dengan tangan,
setiap potong memiliki 3-5 mata tunas setelah itu di jemur 1 hari. Keesokan
harinya, potongan tersebut dimasukkan wadah/keranjang yang berlobang/karung
goni lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar
1-2 menit, kemudian keringkan.
Persiapan bedeng semai dan penyemaian bibit.
Lahan bedengan bersihkan dari gulma dan ratakan, bagian dasar ditabur abu/sekam/gergajian setebal 5-10 cm. di atasnya beri lampisan tanah dan pasir halus/ladu tebal sekitar 5 cm lalu bibit taruh berjajar merata di atasnya. Kemudian ditutup dengan ladu. Pasang bambu di plengkung tinggi 40 cm kemudian tutup plastik. Penyemaian ini berguna buat berkecambah/tumbuh jadi serempak. Di persemaian kurang lebih sampai berumur 3 – 5 minggu siap tanam.
Penanaman
Persiapkan polibag plastik hitam ukuran 60 x 60
cm atau karung , kemudian di tekuk melebar masukkan media tanam yang telah
disiapkan tanah campur kompos atau pupuk kandang.. seleksi bibit dipersemaian
pilih yang sehat dan bongsor, dengan cara di congkel setelah itu tanam.
Kemudian ditata rapi dalam bedengan. di atas bedengan pasang paranet tinggi 1.5
m guna peneduh/mengurangi terik dan curah hujan.
Perawatan
Perawatan
yang dilakukan untuk penanaman jahe terbilang sederhana dan tidak ribet.
Pembenihan dengan penyiraman dilakukan setiap
2 – 3 minggu dan dengan waktu yang sama siram air di campur pupuk organik media
tanamnya pun bila ada hama dan penyakit segera di semprot insektisida atau
fungisida organik. Setiap 25 hari sejak umur pertumbuhan tambahkan media tanam
setinggi 10 cm dan bersihkan gulma di sekitar tanaman.
Pemanenan rimpang jahe merah dengan kualitas
terbaik, didapat ketika masuk usia 9-10 bulan. Dengan cara sobek bagian tepi
hingga tanah keluar, lalu pegang batang tanaman dan goyang-goyangkan pelan
hingga tanah yang menempel di rimpang luruh. Pisahkan rimpang utama yang
baik/super dengan rimpang pocelan, untuk menghindari penurunan kualitas jangan
memotong memakai pisau atau benda logam, cukup pakai tangan dengan lembut.
nah... sahabat-sahabat sekalian mari kita budidaya jahe untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah kita agar menghasilkan rupiah sekaligus bisa meningkatkan penghasilan keluarga... selamat mencoba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar