Kamis, 30 Oktober 2014

Yuk Mengenal Jahe!

Apa sih Jahe itu ?


Jahe atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Zingiber Officinale merupakan salah satu tanaman obat yang populer di Indonesia. Jahe digolongkan ke dalam suku temu-temuan atau Zingiberaceae. Banyak yang meyakini bahwa jahe berasal dari India. Tetapi tak sedikit pula yang percaya jahe pertama kali ditemukan di daerah Cina khususnya bagian selatan. Meski masih simpang siur, pada faktanya hampir semua negara di dunia telah mengenal dan memanfaatkan jahe sebagai herba obat. Jahe merupakan tumbuhan dengan batang semu. Tangkai daunnya cenderung halus dan dilengkapi dengan bulu mikro. Akar jahe membentuk umbi dan lazim dikenal dengan nama rimpang jahe. Bagian akar atau rimpang inilah yang digunakan sebagai bahan obat.

Di dunia, terdapat sekitar 47 genera dan 1400 spesies temu-temuan yang tersebar luas di daerah tropika dan subtropika. Kerabat dekat temu-temuan yang termasuk dalam genus Zingiber antara lain adalah bengle (Zingiber cassumunar Roxb.), lempuyang gajah (Zingiber zerumbet Sm.), lempuyang emprit (Zingiber amaricans BI.), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.) dan jahe (Zingiber officinale Roxb.).
Di Indonesia, jahe dikenal dengan beberapa nama antara lain halia, haliya, lea, lia, lahia, jhai, jahi, lai jhahik, moyuman, beuing, hairale, masin manas, reja, pimedas, jahja, padeh, sipode, sipados, pege, bahing, ai manas, naije, sedap, sehi, sewe, laie, gore, sidoro, gihori dan yoyo.

Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi antara 30-75 cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai pita, dengan panjang 15-23 cm, lebar kurang lebih 2,5 cm, tersusun teratur dua baris berseling.Tanaman jahe hidup merumpun, beranak-pinak, menghasilkan rimpang dan berbunga. Bunga berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur, dengan panjang kurang lebih 25 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung, dengan helaian agak sempit, tajam, berwarna kuning kehijauan. Bibir mahkota bunga berwarna ungu gelap, berbintik-bintik putih kekuning-kuningan. Kepala sari berwarna ungu dan mempunyai dua tangkai putik.

Sebenarnya jahe itu dari mana sih ?

Beberapa ahli botani menyatakan bahwa tanaman jahe berasal dari daerah Asia Tropik, yang kemudian tersebar di berbagai wilayah mulai dari India sampai Cina. Namun, ahli botani dari Soviet, memastikan bahwa sentrum utama asal tanaman jahe adalah Indo-Malaysia yang meliputi Indo-Cina, Malaysia, Filipina dan Indonesia.
Di kawasan Asia, tanaman jahe tersebar hamper di seluruh daerah tropika basah. Kini, tanaman jahe banyak dibudidayakan di berbagai daerah. Sentrum utama tanaman jahe di Indonesia adalah Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Apa saja yang terkandung pada Jahe ?

Pada dasarnya, dalam ilmu botani, rimpang dikenal dengan nama rhizoma. Bagian ini tak lain merupakan modifikasi batang suatu tanaman yang menjalar dalam tanah dan mampu menghasilkan tanaman baru dari ruas rimpangnya. Rhizoma atau rimpang merupakan "bank makanan" atau tempat tumbuhan menyimpan produk hasil metabolisme. Rimpang jahe mengandung beberapa zat aktif antara lain minyak atsiri yang terdiri antara lain zingiberen, kamfena, lemonin, zingiberol dan masih banyak lainnya. Komponen zat lain yang bisa ditemui pada rimpang jahe adalah oleoresin yang juga terbagi atas atas gingerol, shagol, resin, zingiberin dan lain-lain. Masing-masing zat ini memiliki manfaat yang beragam. Secara umum, aroma khas pada jahe disebabkan oleh kandungan minyak atsirinya. Sedangkan rasa pedasnya bersumber pada oleoresin-nya.

Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih, sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerahan. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap dan memberikan bau khas pada jahe. Minyak atsiri mengandung komponen utama berupa senyawa zingiberen (C12H24) dan zingiberol (C12M26O2). Senyawa yang menyebabkan rimpang jahe berasa pedas dan agak pahit adalah oleoresin (fexed oil).Senyawa oleoresin yang terdapat dalam rimpang jaheadalah sebanyak 3%-4%. Senyawa oleoresin ini dapat diekstrak dengan pelarut alcohol, seton ataupun ester. Komponen utama oleoresin berupa senyawa gingerol (C14H26O4, C18H28O5), shogaol (C7H24O3), dan resin. Di samping itu, minyak jahe juga mengandung senyawa-senyawa pinen, kamfen, felandren, sineol, metil-heptenon, linalool, bormeol, sitral, a dan b zingiber, a kurkumen, farnesen, seskuiterpen, alcohol, C10 dan C9 aldehid, yang digunakan secara luas dalam industry makanan, minuman, dan obat-obatan. Minyak atsiri dan oleoresin terdapat dalam semua jaringan rimpang, tetapi paling banyak terdapat di bawah jaringan epidermis. Oleh karena itu, penanganan rimpang jahe, terutama aktivitas pengupasan, harus dilakukan secara hati-hati sehingga kulit yang terkelupas setipis mungkin.

Sumber : dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar